Back
30 Aug 2017
EUR/USD: Akankah ECB Khawatir Dengan Kenaikan Di Atas 1,20? - ING
FXStreet - Ketika ECB terakhir bertemu untuk membahas kebijakan moneter pada tanggal 20 Juli, kekhawatiran diekspresikan mengenai risiko 'overshooting' EUR, catat tim analisis di ING.
Kutipan utama
"Sejak saat itu EUR/USD telah naik 5% lebih lanjut dan EUR dibebani oleh ECB mendekati 3%. ECB benar untuk khawatir. Tentu saja, kecepatan langkah ini juga mengejutkan pasar. Konsensus EUR/USD, yang dipublikasikan pada tanggal 7 Agustus oleh Consensus Economics, berakar pada 1,15 sampai akhir 2018. Kenaikan volatilitas yang diperdagangkan di pasar opsi FX juga menunjukkan bahwa skala pergerakan tersebut tidak terduga."
"ECB akan khawatir kekuatan Euro ini akan terlalu dini untuk pemulihan Zona Euro dan khususnya terlalu dini dalam pertempuran ECB untuk mengembalikan inflasi kembali ke target mendekati, tapi di bawah 2% saja. Euro yang lebih kuat akan meninggalkan jejak pada putaran proyeksi staf ECB berikutnya, yang juga dijadwalkan pada pertemuan minggu depan. Apresiasi Euro sejak prakiraan bulan Juni dapat dengan mudah turun 0,4 poin persentase dari perkiraan pertumbuhan ECB dan sekitar 0,2 pps dari perkiraan inflasi. Namun, ECB akan mengambil beberapa dukungan dari imbal hasil obligasi yang lebih rendah, yang sebagian akan mengimbangi dampak dari menguatnya mata uang pada pertumbuhan dan inflasi."
"Secara umum, ekonomi domestik yang kuat harus melindungi zona euro terhadap dampak negatif dari euro yang lebih kuat. Meski begitu, meski tidak ada alasan bagi ECB untuk panik, kekhawatiran akan tumbuh. "
"Bahkan jika tingkat absolut Euro masih berada di sekitar rata-rata historisnya, perubahan dalam beberapa bulan terakhir jelas akan memenuhi syarat apa yang oleh ECB di masa lalu disebut sebagai "gerakan brutal". Laporan anekdotal menunjukkan bank sentral Zona Euro telah melihat apresiasi 8-10% di EUR/USD, dalam jangka pendek (dua sampai tiga bulan), terlalu mendadak bagi korporasi Eropa."
"Masalah dengan Euro yang lebih kuat juga akan merugikan ekonomi Zona Euro secara asimetris. Biasanya, Euro yang lebih kuat akan terlebih dahulu melukai negara-negara yang berpotensi mengalami tapering. Italia, misalnya, adalah salah satu negara yang mendapat keuntungan signifikan dari Euro yang lemah dalam beberapa tahun terakhir."
Kutipan utama
"Sejak saat itu EUR/USD telah naik 5% lebih lanjut dan EUR dibebani oleh ECB mendekati 3%. ECB benar untuk khawatir. Tentu saja, kecepatan langkah ini juga mengejutkan pasar. Konsensus EUR/USD, yang dipublikasikan pada tanggal 7 Agustus oleh Consensus Economics, berakar pada 1,15 sampai akhir 2018. Kenaikan volatilitas yang diperdagangkan di pasar opsi FX juga menunjukkan bahwa skala pergerakan tersebut tidak terduga."
"ECB akan khawatir kekuatan Euro ini akan terlalu dini untuk pemulihan Zona Euro dan khususnya terlalu dini dalam pertempuran ECB untuk mengembalikan inflasi kembali ke target mendekati, tapi di bawah 2% saja. Euro yang lebih kuat akan meninggalkan jejak pada putaran proyeksi staf ECB berikutnya, yang juga dijadwalkan pada pertemuan minggu depan. Apresiasi Euro sejak prakiraan bulan Juni dapat dengan mudah turun 0,4 poin persentase dari perkiraan pertumbuhan ECB dan sekitar 0,2 pps dari perkiraan inflasi. Namun, ECB akan mengambil beberapa dukungan dari imbal hasil obligasi yang lebih rendah, yang sebagian akan mengimbangi dampak dari menguatnya mata uang pada pertumbuhan dan inflasi."
"Secara umum, ekonomi domestik yang kuat harus melindungi zona euro terhadap dampak negatif dari euro yang lebih kuat. Meski begitu, meski tidak ada alasan bagi ECB untuk panik, kekhawatiran akan tumbuh. "
"Bahkan jika tingkat absolut Euro masih berada di sekitar rata-rata historisnya, perubahan dalam beberapa bulan terakhir jelas akan memenuhi syarat apa yang oleh ECB di masa lalu disebut sebagai "gerakan brutal". Laporan anekdotal menunjukkan bank sentral Zona Euro telah melihat apresiasi 8-10% di EUR/USD, dalam jangka pendek (dua sampai tiga bulan), terlalu mendadak bagi korporasi Eropa."
"Masalah dengan Euro yang lebih kuat juga akan merugikan ekonomi Zona Euro secara asimetris. Biasanya, Euro yang lebih kuat akan terlebih dahulu melukai negara-negara yang berpotensi mengalami tapering. Italia, misalnya, adalah salah satu negara yang mendapat keuntungan signifikan dari Euro yang lemah dalam beberapa tahun terakhir."