IHSG Belum Mampu Menorehkan Tertinggi Baru, Mencatatkan Kenaikan Lebih dari 6% Dalam Basis Bulanan
- IHSG merah untuk tiga hari berturut-turut.
- Presiden RI, Prabowo Subianto menghadiri KTT BIMP EAGA.
- Emas Antam kembali turun sedikit di bawah Rp1.900.000.
IHSG menutup bulan Mei 2025 di 7.175,81 yang turun 0,32% hari ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia membuka hari perdagangan terakhir bulan ini dengan gap atas di 7.237,34 dan mencatatkan tertinggi hari di 7.237,34. Namun demikian, indeks merayap turun sepanjang hari dan meraih terendah hari di 7.166,67 menuju penutupan. Hari perdagangan pekan ini hanya berlangsung selama tiga hari dari hari Senin hingga Rabu karena pada hari Kamis dan Jumat pasar Indonesia tutup di balik libur Kenaikan Yesus Kristus dan cuti bersama.
Indeks-indeks saham Indonesia sebagian besar merah, KOMPAS100 menunjukkan penurunan yang paling menonjol yaitu -0,67% pada hari ini. BRPT menjadi saham dengan penurunan terbesar dalam indeks ini yaitu -6,67%. Penurunan saham ini terjadi setelah BRPT naik ke 1.375 yang merupakan tertinggi baru 2025 dan naik untuk enam hari perdagangan berturut-turut. Penurunan hari ini juga terjadi satu hari setelah recording date pemegang saham yang berhak hadir RUPS. Perseroan akan mengadakan RUPS pada 19 Juni 2025.
Presiden RI, Prabowo Subianto Berbicara dalam KTT BIMP EAGA
Masih di Malaysia, Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, menghadiri Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Brunei Darussalam-Indonesia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP EAGA) ke-16. Dalam sambutanya, Prabowo Subianto menilai kawasan belum mencapai potensi maksimal sebagai penggerak pertumbuhan komunitas pedesaan dan perbatasan, meskipun mengakui kemajuan dalam meningkatkan perdagangan, pariwisata dan investasi.
Pasar saham Indonesia menghabiskan perdagangan pekan ini tanpa data ekonomi dari Indonesia. Namun pekan depan, para investor menghadapi hari pertama pekan dengan beberapa data penting. Data tersebut di antaranya adalah PMI Manufakktur S&P Global, Neraca Perdagangan, Inflasi, Ekspor dan Impor, dan Kunjungan Wisatawan.
Rupiah berada di 16.269 terhadap Dolar AS. Mata uang Indonesia tidak mampu untuk melanjutkan penguatan setelah meraih 16.159 pada hari kemarin, hari di mana pasar Amerika Serikat dibuka kembali setelah akhir pekan panjang.
Imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun berada di 6,830 yang naik 0,18% hari ini. Imbal hasil ini bergerak sideways di area saat ini sejak pekan lalu, mengindikasikan bahwa penawaran dan permintaan obligasi seimbang.
Emas Kembali Turun Sedikit di Bawah Rp1.900.000
Emas Antam dengan berat 1 gram dijual di harga Rp1.895.000 yang turun Rp24.000 dari harga kemarin Rp1.919.000. Penurunan Harga Emas Antam menyusul penurunan 1,25% dalam Emas (XAU/USD) ke area $3.285 per ons troy pada hari kemarin. Para pedagang dari Amerika Serikat yang kembali aktif setelah akhir pekan panjang tampaknya membuang XAU/USD di balik berita Presiden AS, Donald Trump, yang menunda pengenaan tarif 50% pada barang-barang yang diimpor dari Uni Eropa (UE) ke 9 Juli. Investor merasa tindakan Trump meredakan ketegangan perdagangan, sebuah situasi yang melemahkan Emas.
IHSG Sideways di Atas SMA 200-Hari
IHSG masih mempertahankan tren bullish yang rentan di atas Simple Moving Average (SMA) 200-hari, saat ini di 7.138. Namun dalam jangka pendek, indeks bergerak dalam tren sideways sejak berada di atas average ini pada akhir pekan lalu. Dengan demikian, indeks berada di ambang memperkuat tren bullish dengan menembus sisi atas atau melanjutkan tren bearish jangka panjang yang indeks ini tunjukkan sejak akhir tahun 2024 jika menembus di bawah SMA yang disebutkan di atas.
Rintangan sisi atas terdekat yang perlu dihadapi indeks untuk memperkuat tren bullish adalah 7.240,08 (tertinggi 26 Mei 2025, sisi atas kisaran sideways) dan 7.324,62 (tertinggi 2025 yang diraih pada 23 Januari). Sementara untuk sisi bawah, indeks bisa tetap dibatasi oleh 7.138 (area pertemuan terendah 22 dan 26 Mei 2025 dan SMA 200-hari). Jika area tersebut ditembus dengan tegas, itu bisa merusak tren bullish dan melanjutkan penurunan ke 6.811,77 (terendah 9 Mei 2025).
Grafik Harian IHSG
