Pengertian Volatility Contraction Pattern
VCP vs. pola chart bullish lainnya
Contoh Volatility Contraction Pattern
Trader forex telah puluhan tahun menggunakan pola chart. Saat harga bergerak bersama perubahan penawaran dan permintaan pasar, kemampuan trader untuk menemukan pola berulang menjadi penting untuk membuat keputusan yang tepat dan meraih peluang pasar. Berbagai pola muncul di pasar setiap hari. Salah satu yang paling populer adalah Volatility Contraction Pattern atau Pola Kontraksi Volatilitas, yang dihargai oleh para trader karena keandalannya.
Mark Minervini, analis teknikal ternama dengan pengalaman trading 30 tahun, menciptakan Volatility Contraction Pattern (VCP) untuk mengidentifikasi saham bullish dengan risiko yang minimal. Pola VCP terbentuk di pasar bullish, di mana uptrend terkonsolidasi sebelum melanjutkan. Salah satu fitur utama dari VCP adalah serangkaian kontraksi harga dalam rentang yang sempit. Prinsip di balik pola ini adalah pasar cenderung bergerak melalui fase akumulasi, konsolidasi, dan trend. Kemunduran harga (lows) menjadi lebih dangkal di setiap kontraksi, yang menunjukkan bahwa para pembeli mulai memasuki pasar lebih awal setiap kali terhadap tekanan jual yang berkurang. Swing highs dalam VCP yang valid seharusnya tidak meningkat. Jika Anda melihat swing highs yang meningkat, pola ini mungkin mengindikasikan rising wedge, yang biasanya merupakan pola bearish.Pengertian Volatility Contraction Pattern
Bagi para trader price action yang strategi utamanya didasarkan pada penembusan, Volatility Contraction Pattern adalah alat bantu trading utama. Pola ini terbentuk tepat ketika pasar, misalnya Forex, berkontraksi dan kemudian menembus sebelum mendapatkan momentum. VCP yang valid memiliki beberapa elemen utama.Elemen kunci dari VCP
VCP vs. Cup with Handle Volatility Contraction Pattern yang valid ditandai dengan serangkaian titik higher lows yang membentuk kisaran yang lebih ketat, yang pada akhirnya mengarah pada penembusan eksplosif. Pola ini sangat ideal bagi trader yang ingin memanfaatkan momentum. Berbeda dengan ini, pola Cup with Handle butuh waktu lebih lama untuk terbentuk. Selain itu, pola ini memiliki dasar yang bulat, tidak seperti pola VCP, yang memiliki titik higher lows naik secara horizontal. Dasar yang bulat mengindikasikan waktu yang diperlukan oleh para trader besar, seperti dana lindung nilai, untuk mengakumulasi kontrak mereka, sedangkan rentang yang lebih ketat dari VCP menunjukkan penembusan yang lebih cepat. VCP vs. Double Bottom Sebagai trader price action, Anda pasti mengenal pola Double Bottom. Pola analisis teknikal ini terdiri dari dua titik lows. Para trader menganggap double bottom sebagai pola pembalikan bullish yang valid ketika dorongan harga kedua ke arah titik low gagal mencapai dasar pertama. Hanya ada satu kemunduran/retracement untuk pola double bottom. Meskipun Double Bottom dianggap sebagai pola pembalikan, pola ini juga dapat dianggap sebagai pola kelanjutan uptrend setelah harga menguji ulang level support sebelumnya. Dibandingkan dengan VCP, kurangnya rentang akumulasi Double Bottom membuatnya berisiko. Di sisi lain, kontraksi berurutan pada VCP berisiko rendah.VCP vs. pola chart bullish lainnya
Sebagai trader, Anda harus memiliki strategi yang melengkapi price action. Di sini, kami akan menjelaskan langkah-langkah kunci yang bisa Anda ikuti untuk trading dengan VCP.Cara trading dengan VCP
1 – Uptrend
2 – Penembusan/Entri
3 – Kontraksi
4 – Stop Loss
Ingat bahwa tidak ada pola yang dijamin berhasil. Oleh karena itu, hanya gunakan dana yang kerugiannya siap Anda tanggung dan gunakan manajemen risiko yang tepat.
Untuk sebagai trader, Anda harus memiliki mata yang jeli dalam mengidentifikasi pola ini.Contoh Volatility Contraction Pattern
1 – Uptrend
2 – Kemunduran
3 – Higher lows
4 – Penembusan
Identifikasi uptrend. Tunggu kemunduran yang menunjukkan peningkatan penawaran. Dalam pola VCP, para penjual kehilangan momentum segera setelahnya, sehingga menciptakan pasar yang terikat rentang.
Ini adalah fase kritis di mana para pembeli membayar. Tunggu hingga pasar menyelesaikan fase kontraksi, yang biasanya memiliki tekanan beli yang meningkat tetapi tidak melebihi titik higher high sebelumnya, seperti yang ditunjukkan di atas.
Akhirnya, tunggu penembusan (momentum beli) untuk mengeksekusi trade Anda. Ingat bahwa pola tersebut tidak dijamin 100%. Oleh karena itu, stop loss harus berada di bawah yang titik low sebelumnya.
Penutup